Home » , , , » PERBEDAAN PENUNTUT ILMU DAHULU DENGAN PENUTUT ILMU SEKARAN (DALAM KENYAMAN MENUNTUT ILMU) 1

PERBEDAAN PENUNTUT ILMU DAHULU DENGAN PENUTUT ILMU SEKARAN (DALAM KENYAMAN MENUNTUT ILMU) 1

Written By Kajian Solo on Friday, May 6, 2016 | 4:33 AM


Seorang pencari ilmu yang jujur mencari ilmu, harus mengingat dan menulis dalam benaknya sebuah ucapan masyhur dari seorang ulama tabi’in yang benama Abu Nashr Yahya bin Abi Katsir Al-Yamamiy (wafat 132 H) -rahimahullah-, saat beliau berkata,

لاَ يُسْتَطَاعُ الْعِلْمُ بِرَاحَةِ الْجِسْمِ
“Ilmu itu tak akan mampu diraih dengan kesantaian (kenyamanan) badan.” (Atsar Riwayat Muslim dalam Shohih-nya (no. 612)]

►► Ibrahim bin Sayyar An-Nazhzham Makan Tanah Karena Kelaparan
Ibnu Nubatah Al-Mishri berkata Syarhul ‘Uyum fi Syarhi Risalati Ibni Zaidun, Hal 228., tentang biografi brahim bi Sayyar An-Nazhzham (wafat tahun 221h dalam usia 36th), seorang yang cerdas yang dikomentari oleh rekannya, Al-Jahizh, “Orang-orang dahulu berkata, ‘Pada setiap seribu tahun lahir orang yang tak tertandingi. ‘Jika hal itu benar, maka brahim bin Sayyar An-Nazhzham adalah salah satu dari mereka’.

►► Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani Mengangais Sisa-sisa makanan Karena Lapar
Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata dalam kitabnya Dzailu Thobaqatil Hanabilah, I:298, tentang biografi Imam Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani (wafat tahun 561H), “Syaikh Abdul Qadir berkata, “Aku memunguti selada, sisa-sisa sayuran dan daun carob dari tepi kali dan sungai. Kesulitan yang menimpaku karena melambungnya harga yang terjadi di Bagdad membuatku tidak makan selama berhari-hari. Aku hanya bisa memunguti sisa-sisa makanan yang terbuang.

►► Ibnul Jauzi Mengawali Awal Proses Belajar dengan Kelaparan
Imam Ibnul Jauzi berkata di dalam kitabnya Shaidul Khathir, II:330, saat menceritakan berbagai kesulitan yang ia alami diawal-awal mencari Ilmu, dan kesabaran saat menghadapinya. “Pada saat aku menikmati masa mencari ilmu, aku mengalami berbagai kesulitan. Namun, bagiku hal itu lebih manis daripada madu, lantaran apa yang tengah aku cari dan aku inginkan.
Kehausan Ibnu Khirasy Memaksaanya Minum Air Kencingnya Sendiri
Al-Hafizh Dzahabi berkata didalam Al-’ibar fi Khabari man Ghabar II:70, dan Mizanul I’tidal II:600, “Pada tahun 283 H, ABu Muhammad bin Abdurrahman bin Yusuf bin Khirasy Al Marwazhi Al-Baghdadi wafat. Ia seorang hafizh dizamanya. Ia melakukan perjalanan yang luas. Bakar bin Ham dan Al-Mawarzhi menuturkan, ‘Aku mendengar Ibnu Khirasy berkata, ‘Aku minum air kencingku sendiri sebanyak lima kali saat mencari hadits. ‘Hal itu ia lakukan lantaran berjalan ditanah gersang dan padang pasir untuk mendapatkan hadits dan mengambil dari pemiliknya. Maka, ia merasakan haus yang sangat diperjalanannya tersebut.
Kisah senada juga tercantum dalam kisah Imam Abu Hatim Ar-Razi saat kehabisan bekal dan air selama berhari-hari saat tersesat dipadang pasir. Hingga, ia dan salah seorang kawanya jatuh pingsan.
Yahya bin Ma’in bertutur, “Ketika kami berangkat ke Shan’a (sekrang Ibu kota Yaman beliau tinggal di Iraq) maka bekal Imam Ahmad Habis. Abdurrazaq menawarkan uang dirham dalam jumlah besar, tetapi Imam Ahmad tidak menerimanya. Abdurrazaq berkata, ‘Anggaplah ini sebagai hutang. “Imam Ahmad tetao menolak. Kami pun menawarkan bekal-bekal kami kepadanya, tetapi ia tetap menolak. Maka, kami mengintipnya, dan ternyata ia membuat tali kolor, dan menjualnya untuk ia gunakan berbuka puasa.” (Abu Al-Yummi Al-Ulaimi Al-Hanbali dalam Al Minhajul Ahmad, I:8)

Sufyan bin Uyainah menututurkan, “Aku mendengar Syu’bah bin Al-Hajjaj berkata, ‘Barangsiapa mencari hadits, maka ia akan hidup miskin. Aku perah menjual nampan ibuku dengan harga 7 dinar. “Demikian yang disebutkan dalam Tadzkiratul Huffazh, I:95)

Disebutkan dalam kisahnya, bahwa Muhammad bin Thahir Al-Maqdisi pernah mengalami kencing darah dua kali dalam mencari hadits. Karena, ia telah menempuh jarak yang jauh dibawah terik matahari. Dan, dari usahanya itu telah mendapatkan hasil yang ia raih.

Saat ini banyak Allah mudahkan kepada penutut Ilmu, dimana fasilitas tersedia dan biaya relatif murah. Namun dengan kemudahan yang Allah berikan kita malah terlena dibuatnya.

0 comments :

Post a Comment